Kadang, pengetahuan itu kita dapat dari seseorang yang tidak kita duga.
"Mas, sampean klo besok jd pemimpin jgn lupa sama anak buahnya. Apalagi klo sampean jd pemimpin rakyat. Namanya jg pemimpin rakyat, jgn lupa sama rakyatnya", dengan mata sayu akibat kebanyakan minum tuak.
"Waduh pak, saya ƍǟк sampai kepikiran sampai sana", jawabku sambil lalu.
"Lho, jgn salah mas. Sampean punya modal dokter gigi, sangat mungkin sampean jd pemimpin, tp inget pesen saya, klo udah jd pemimpin jgn lupa sama anak buahnya.", untuk kesekian kalinya.
"Ia pak..", sambil senyum kecil, berharap percakapan ini berhenti sampai disini, karena setelah kulirik jam dinding ternyata sudah jam 3 pagi.
"Saya mau nanya, pentingan mana 'atasan' apa 'bawahan'?"
Waduh, alamat lama ini. "Mmmm, yg mana ya mas?.."
"Lebih penting bawahan lah mas. Coba sampean keliling kampung pake atasan tok, pasti malu, keliatan burungnya. Tp coba sampean pake bawahan tok tanpa atasan, masih mending. Betul kan?"
"Mmm, bener jg ya pak". Analogi yang aneh, tapi ada benernya.
"Ia dong...".
Matanya mungkin sayu, tapi tidak ada tanda2 percakapan satu arah ini akan berakhir.
NB; based on true story
Powered by Telkomsel BlackBerry®
05/09/13
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 comments :
Posting Komentar